Menurut definisi dari msdn.com, Software as a Service (SaaS) adalah : “Software deployed as a hosted service and accessed over the Internet”. Definisi ini menggambarkan sifat SaaS yang dapat diakses dimanapun sepanjang terdapat  koneksi internet. Dengan SaaS, customer dapat melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah resource yang dipakai (You Pay as You Go). Adapun karakter dari SaaS adalah :

• Network based access.

• Manajemen aktvitas terpusat dan tersentralisasi.

• Penyediaan aplikasi one – to – many, maksudnya satu software bisa diperuntukan banyak perusahaan (multi – tenant), termasuk arsitekturnya, harga, dan karakteristik manajemen.

• Pengupdate – an software secara terpusat, sehingga customer tidak perlu mendowload patches untuk mendapatkan fitur – fitur terupdate.

Perubahan yang dibawa SaaS

Dalam penerapan SaaS, SaaS vendor berpikir dalam tiga area, yaitu : dalam

business model, arsitektur aplikasi, dan struktur operasional.

Perubahan dalam business model :

Merubah business model dapat berdampak pada hal – hal di bawah :

• Menggantikan kepemilikan software dari customer menjadi external provider. Pada umumnya, jika customer ingin memiliki software, customer harus membeli “license” kepada penyedia, lalu menginstallnya pada media penyimpanan yang dimiliki oleh customer, atau media penyimpanan lain yang menjadi tanggung jawab customer, lalu penyedia memberikan layanan perawatan software sesuai dengan kontrak perjanjian. Pada model yang ditawarkan Software as a Service, customer dapat membayar atas langganan jasa penyediaan software yang terinstall pada server milik pihak ketiga.

• Merubah tanggung jawab perawatan infrastruktur IT dari customer ke provider. Secara umum dana yang dikeluarkan untuk penerapan resource IT terbagi menjadi 3 area, yaitu :

  • Software – Aktual program yang perusahaan gunakan untuk mengolah informasi.
  • Hardware – Desktop computer, server, komponen networking, yang menyediakan fasilitas user untuk mengakses software.
  • Professional Service – Orang- orang atau institusi yang menjamin keberlangsungan adanya software, termasuk staff techical,dan konsultan.

Perusahaan, biasanya menyisakan software sebagai area terkecil dalam alokasi dana :

Alokasi dana penyelenggaraan software konvensional.

Pada model ini, dapat dimisalkan alokasi anggaran untuk software adalah biaya untuk kustomisasi. Biaya yang dikeluarkan untuk hardware adalah server untuk hosting data dan aplikasi dan semua komponen networking yang dibutuhkan. Biaya yang dikeluarkan untuk professional service adalah untuk membayar support staff untuk deploying software dan maintenance software dan hardware untuk menjamin keberlangsungan aplikasi, sementara konsultan berperan untuk membantu desain software dan dalam mengimplementasikan kustomisasi software.

Dalam implementasi SaaS, terdapat perbedaan alokasi anggaran :

Alokasi anggaran perusahaan dalam SaaS.

Dalam model di atas, dapat dimisalkan SaaS vendor menghandle aplikasi utama dan menghubungkan data pada server terpusat milik SaaS vendor, termasuk usaha untuk membiayai pengadaan hardware, kebutuhan networking, dan professional service. Hal ini dapat membahagiakan customer karena tanggung jawab ketiga hal tersebut adalah menjadi milik vendor. Kesimpulan dari implementasi ini, biaya terbesar yang dialokasikan adalah untuk penggunaan software, lebih tepatnya untuk membayar biaya langganan SaaS.

Ini berarti, SaaS vendor telah menyederhanakan biaya perawatan dengan menghandle banyak proses bisnis yang dilakukan oleh banyak customer dibandingkan yang dilakukan oleh vendor software konvensional. Penyederhanaan ini tidak hanya dalam konsep uang, tapi juga memberikan kemudahan bagi customer untuk menggunakan layanan IT dalam membantu bisnisnya. Hal ini membuat SaaS vendor dapat mengakses perusahaan – perusahaan kecil yang selama ini belum pernah menggunakan layanan software yang disediakan tradisional vendor karena SaaS lebih cost – effective.

Market baru terlayani oleh SaaS.

Adapun model perusahaan dalam penerapan SaaS diilustrasikan dengan gambar di bawah :

Terlihat dari gambar di atas bahwa perusahaan yang memiliki 3 branch office terlayani oleh satu SaaS provider. Head office dan masing – masing branch cukup mengakses aplikasi SaaS secara remote untuk mendapatkan fitur yang disediakan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Adapun fitur – fitur Head Office (HO) dalam menangani proses bisnis make to stock dan make – to –order adalah sebagai berikut :

• Pelimpahan order ke branch lain apabila suatu branch kelebihan muatan produksi dalam menangani orderan.

• Pembelian secara grosir (dalam jumlah besar) jika masing – masing branch melakukan operasi make – to –stock.

sumber : Frederick Chong and Gianpaolo Carraro, 2006 , http://msdn.microsoft.com/en-us/library/aa479069.aspx